Manila (ANTARA
News) - Amerika Serikat dan Filipina, Kamis, mengecam peluncuran roket
Korea Utara --yang provokatif sebagai ancaman terhadap keamanan
regional--, dan berjanji akan memperkuat hubungan militer mereka.
Dalam satu pernyataan setelah perundingan bilateral yang dihadiri
para diplomat penting dan para pejabat keamanan itu, kedua negara itu
berikrar akan meningkatkan kerja sama setelah tindakan Pyongyang itu.
Pertemuan itu dihadiri Asisten Menlu AS Kurt Campbell, Asisten
Menteri Pertahanan Mark Lipert dan timpalan mereka dari Filipina Erlinda
Basilio dan Pio Batino.
Mereka sepakat untuk meningkatkan usaha-usaha bersama berkaitan
dengan keamanan maritim, tanggap bencana, penegakan hukum dan keamanan
dunia maya, serta non-proliferasi (senjata nuklir), kata pernyataan itu.
"Kedua pihak juga mengecam keras ... peluncuran rudal balistik dan
menekankan bahwa tindakan yang sangat provokatif ini jelas merupakan
pelanggaran langsung terhadap resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB,"
kata pernyataan itu, seperti yang dikutip AFP.
AS menganggap Filipina sekutu penting non-NATO di kawasan Asia
Pasifik, di mana Washington sebelumnya mengumumkan satu perubahan
strategi kekuatannya.
Para pejabat Filipina sebelumnya mengatakan mereka mengharapkan
Filipina dapat memainkan satu peran penting dalam poros itu, dengan satu
pangkalan angkatan laut AS di utara Manila menampung kapal-kapal perang
dan kapal selam AS.
Pertemuan itu juga diselenggarakan pada saat Filipina, serta
negara-negara Asia Tenggara lainnya, menghadapi sengketa wilayah yang
tegang dengan China atas wilayah-wilayah di Laut China Selatan.
Washington sebelumnya memperingatkan China untuk tidak melakukan
tindakan yang agresif dalam mempertahankan klaimnya atas Laut China
Selatan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar